Rabu, 20 November 2013

Tugas Individu : Daftar Pustaka dalam Penulisan Ilmiah


1. Penulisan Ilmiah dalam Sistem Harvard
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun  yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a,b, atau c dan seterusnya tepat dibelakang tahun publikasi (baik dalam penulisan daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat internet ditulis menggunakan huruf italic.
    Contoh :
Buller. H. and Hoggart, K. (1994a). ‘New drugs for acute respiratory distress syndrome’, New England Jurnal of Medicine, 3 (6): 435-439
Buller, H. and Hoggart, K. (1994b). ‘The social integration of British home owners into French rural communities’, Journal of Rural Studies, 10, 2, 197–210.
Dower, M. (1977). ‘Planning aspects of second homes’, in J. T. Coppock (ed.), Second Homes: Curse or Blessing?, Oxford, Pergamon Press, pp.210–37.
Palmer, F. R. (1986). Mood and Modality, Cambridge, Cambridge University Press.
Grinspoon, L. & Bakalar, J.B. (1993). Marijuana: the forbidden medicine, Yale University Press, London
2. Penulisan Ilmiah dalam Sistem Vancouver
Sistem Vancouver menggunakan cara penomeran (pemberian angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi). Dalam daftar pustak, pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan.
    Contoh :
[1] Dick, H.W. Industri Pelayaran Indonesia: Kompetisi dan Regulasi.  oleh Burhanuddin A. Jakarta: LP3ES. 1990.
[2] Franklin, J.H. Fundamentals of Mathematics. Chicago: University of Chicago Press. 1985.
[3] Kernighan, B.W., dan Dennis M.R. The C Programming Language. New Jersey: Prentice Hall. 1987.



a. Referensi berupa Buku
i. Nama pengarang dan tahun publikasi sama dengan item a.i dan a.ii
ii. Judul buku dicetak mmag/italic dengan title case,
iii. Nomor volume dari buku (jika ada)
iv. Edisi penerbitan.
v. Nama penerbit.
vi. Kota tempat diterbitkan.
Contoh:
      Todd, K.D dan Mays, LW.2005, Groundwater Hydrology, 3rd edition, John Wiley & Sons, Inc., New York.

b. Artikel dalam sebuah buku yang ditulis/dirangkum oleh editor.
i. Nama pengarang, tahun publikasi, dan judul artikel/paper sama dengan item a.i, a.ii, dan a.iii di atas.
ii. Judul buku, didahului oleh kata in atau dalam, dicetak miring/italic.
iii. Nomor volume dari buku (jika ada).
iv. Edisi penerbitan.
v. Nama editor, didahului dengan ed. atau eds. bila lebih dari satu editor.
vi. Nama penerbit.
vii. Kota tempat diterbitkan.
viii. Nomor halaman dari artikel tersebut di dalam buku.

Contoh :
       Hall, J.E. 1992, "Treatment and Use of Sewage Sludge", dalam the Treatment and Handling of Wastes, eds. Bradshaw, A.D., Southwood, R., dan Warner, F., Chapman and Hall, London, hal. 63-82. 

c. Artikel dalam sebuah buku prosiding/proceeding (kumpulan makalah dari suatu seminar/conference). 

i. Nama pengarang, tahun publikasi, dan judul artikel/ paper sama dengan item a. i, a.ii, dan a.iii di atas. 
ii. Tulisan prosdiding/proceeding diikuti dengan nama konferensi dan nomor konferensinya (pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya), dicetak miring/italic.  
iii. Nama editor, didahului dengan ed. atau eds. bila lebih dari satu editor
iv. Penyelenggara seminar/conference.
v. Kota tempat penyelenggaraan.
vi. Nomor halaman dari artikel/paper tersebut di dalam prosiding.

Contoh:
Neuman, S.P. 1980, "Adjoint-State Finite Element Equations for Parameter Estimation", Proceedings of Third International Conference on Finite Elements in Water Resources, Eds: Wang, S. Y. et al, University of Mississippi, Mississippi, hal. 189-215.

d. Referensi berupa artikel dalam Majalah 
Contoh:
      Santori, M. dan Zech, K., Maret 1996. “Fieldbus brings Protocol to Process Control”.IEEE Spectrum 33, 3:60-64.  
      Weber, B. 1985. "The Myth Maker : The Creative Mind". New YorkTimes Magazines, 20 October, 42. 
e. Referensi berupa artikel dalam Surat Kabar
Contoh:
Kompas (Jakarta). 1992. 4 Januari.
Jawa Pos (Surabaya). 1993. 21 April.
Rahayu, S. 1992. "Hendak Kemana Arsitektur Rumah Susun Indonesia?".Kompas (Jakarta), 5 Maret.
Sjahrir, A. 1993."Prospek Ekonomi Indonesia".Jawa Pos (Surabaya)


3. Penulisan Ilmiah dalam Sistem Abjad
  Pada cara ini kutipan kepustakaan dalam naskah diberi nomor sesuai dengan nomor pada daftar kepustakaan yang disusun secara abjad.

4. Penulisan Ilmiah dalam Sistem Nomor Urut
Setiap kutipan dalam naskah diberi nomer secara berurutan dan susunan daftar kepustakaan juga mengikuti urutan seperti tercantum dalam naskah dan tidak secara abjad

sumber :
1. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. http://www.slideshare.net/002herry/teknik-menulis-karangan-ilmiah.
    diakses pada tanggal 20 November 2013 Pukul 11.30 
2. Buku Pedoman Penyusunan Skripsi 
3. Penulisan Daftar Pustaka. http://books.google.co.id/books?id=BTAZQGVadDYC&pg=PA72&lpg=PA72&dq=sistem+penulisan+ilmiah+abjad&source=bl&ots=W09hMZtVE1&sig=tFoBXz88l64pkCz6WhKkd7SRZXA&hl=id&sa=X&ei=7cOMUo_EJcTnrAeJ-IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=sistem%20penulisan%20ilmiah%20abjad&f=false.
    diakses pada tanggal 20 November 2013 Pukul 21.00

Kamis, 17 Oktober 2013

TUGAS PENALARAN

Tugas Penalaran
Nama:
  • Dini Nastiti Putri             (29211340)
  • Apryanto Kristanto H.    (29211333)
  • Filiandina P. Putri           (22211872)
Soal
1. Mengapa fungsi komunikasi bahasa disebut fungsi dasar? Mengapa pula disebut fungsi utama?
jawab:
Disebut sebagai fungsi dasar karena, sebagai alat komunikasi bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan orang lain. Secara umum sudah jelas bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa sebagai wahana komunikasi bagi manusia, baik komunikasi lisan maupun komunikasi tulis. Fungsi ini adalah fungsi dasar bahasa yang belum dikaitkan dengan status dan nilai-nilai sosial.

Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli atau menanggapi hasil pemikiran kita.

Dan juga pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.

Sebagai sarana komunikasi, bahasa mempunyai fungsi utama. Dimana dapat dijelaskan bahwa komunikasi bahasa ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Contoh bahasa sebagai alat komunikasi berupa: Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badani, alat bunyi-bunyian, lukisan, gambar, dsb). Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering mengenal ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”,”Time untuk “waktu”. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.

2. Apa fungsi alami bahasa dan fungsi buatan!
jawab:
Menurut Cecep Sumarna (2006:237) Bahasa dapat digolongan menjadi dua, yakni : bahasa alami (bahasa sehari-hari yang biasa digunakan) dan bahasa buatan. Masing-masing penggolongan ini, memilki cabang tertentu. 
1. Bahasa alami dibagi lagi menjadi dua:
1. Bahasa isyarat, dibagi menjadi dua :
a. Bahasa isyarat buatan (berlaku khusus). Dan hanya untuk orang khusus. Bahasa dan symbol yang digunakan dan hanya berlaku untuk orang-orang khusus. Misalnya, bahasa yang digunakan oleh orang-orang bisu, hanya berlaku untuk orang bisu. Atau misalnya, simbol-simbol tertentu yang biasanya digunakan oleh para intel, biasanya digunakan dan hanya berlaku untuk para intel juga 
b. Bahasa isyarat biasa yang berlaku umum. Artinya difahami bersama, yakni menyetujui suatu rumusan yang dimintakan persetujuan kepadanya. Menggeleng juga sama, ia adalah bahasa isyarat biasa yang berlaku umum, yakni tidak menyetujui apa yang dimintakan persetujian kepada orang yang menggeleng itu. 
2. Bahasa biasa, biasanya digunakan untuk komunikasi harian. Symbol sebgai pengandung arti dalam suatu bahasa, disebut kata. Arti yang dikandung disebut makna. Makna kata dalam bahasa biasa, dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu :
a. Kata tertentu, untuk arti tertentu. kata dimaksud dalam bahasa Indonesia disebut dengan denotasi. Denotasi adalah makna yang sebenarnya, misalnya, puncak mengandung arti batas ketingggian sebuah gunung.
b. Kata tertentu untuk sesuatu tertentu yang berbeda atau memilki makna yang dikandung oleh kata tertentu. kata puncak tadi, dapat berarti lain, ketika kaliamt yang disusun menjadi : " Soeharto adalah puncak kejayaan republic Indonesia, di zaman orde baru". Kata puncak untuk kaliamt kedua, tidak lain disebut konotatif.
2. Bahasa Buatan
Bahasa buatan disusun berdasarkan pertimbangan akal semata. Kata yang terkandung dari jenis ini disebut dengan istilah, arti yang terkandung disebut konsep. Bahasa buatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Bahasa istilah, rumusannya diambil dari bahasa biasa dan sering memunculkan kekaburan makna jika tidak diberi penjelasan sesuai dengan bidang keilmuan yang tercangkup dari bahasa yang dimaksud. Misalnya, kata demokrasi. Kata ini dapat melahirkan kekaburan makna jika tidak dijelaskan oleh mereka yang kompeten dibidang ilmu poitik dan pendidikan kewarganegaraan.
2. Bahasa artificial adalah murni bahasa buatan. Bahasa ini sering disebut sebagai bahasa simbolik. Bahasa ini umumnya digunakan untuk rumusan logika matematika dan rumus logika statistik. Misalnya biasanya, 4 X 4 = 16. Atau 43 X 20 = 680. Simbol-simbol bahasa ini, disebut dengan bahasa artificial (logika matematika). Dalam logika statistik, dapat pula dirumuskan ({a = b} ^ {b = c} atau {a = c}).
3. Bahasa Ilmiah 
Bahasa ilmiah adalah bahasa buatan. Bukan bahasa alami. Penyebutan bahasa ilmiah sebagai bahasa buatan didorong suatu rumusan bahwa bahasa alami cendrung sewenang-wenang dan sekehendak hati. Sedangkan bahasa buatan, dituntut memiliki kaidah tertentu. Logika tertentu dan cendrung lebih konseptual dibangdingkan dengan bahasa alami. Menurut Cecep Sumarna (2006:239) mengatakan ciri-ciri bahasa ilmiah cenderung :
1. Didasarkan atas pemikiran.
2. Sekehendak hati.
3. Menuntut kemungkinan dialog/diskusi (logic dan memiliki arti yang mendalam)
4. Sifatnya berbentuk pernyataan tidak langsung..
5. Bahasa ilmiah cendrung deklaratif – dapat dinilai benar dan salah, affirmative yang bersifat informatif dan sekaligus neutral positif (kalimat berita). Bahasa ini cendrung mengabaikan dimensi justifikasi dan mengaabaikan sama sekali kecendrungan-kecendrungan subjektif.

3. Apa yang disebut dengan metakomunikasi?
jawab: 
Diawali dengan kata “Meta” yang berasal dari bahasa Yunani, yang berarti luar atau samping, maka jika digabungkan dengan kata “Komunikasi” akan berarti “ada sesuatu selain atau disamping komunikasi” atau jika lebih disederhanakan penerapannya akan menjadi komunikasi tentang komunikasi; meta-bahasa adalah bahasa tentang bahasa; meta-pesan adalah pesan tentang pesan.
Memahami Definisi Dan Konsep Metakomunikasi
Metakomunikasi harus kita sadari keberadaanya, hal ini penting mengingat pengaruh meta-komunikasi yang kuat akan selalu menyertai setiap pesan.
Metakomunikasi:
- Merupakan uraian yang menggambarkan hubungan antara komunikator dan komunikan saat melakukan komunikasi. Metakomunikasi dapat berupa pesan verbal dan non verbal. Contohnya dengan tetap tersenyum walaupun sedang marah
- Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar.
Konsep metakomunikasi dapat diilustrasikan sebagai berikut, Anda dapat berkomunikasi tentang semua hal yang ada di dunia - tentang meja dan kursi dimana Anda sedang duduk didepan komputer yang sedang Anda gunakan, atau tentang bagian yang sedang Anda baca sekarang, dan bahasa yang Anda gunakan sekarang adalah bahasa pemrograman. Kita sebut saja semua ini sebagai objek komunikasi, karena Anda berbicara mengenai berbagai objek. Tapi perlu diperhatikan juga bahwa Anda tidak terbatas untuk berbicara tentang objek, Anda juga bisa berbicara tentang berbicara Anda, Anda bisa berkomunikasi tentang komunikasi Anda, sehingga semua aktivitas ini dapat disebut sebagai metakomunikasi. Dengan cara yang sama, Anda pun bisa berkomunikasi menggunakan bahasa lainnya (meta-bahasa) untuk berbicara tentang bahasa dengan menggunakan bahasa pemrograman.
Perbedaan antara objek komunikasi dan meta-komunikasi bukan hanya secara keilmuan, hal itu sangatlah terlalu sederhana, oleh karena perlu diketahui bahwa perbedaan diantara kedua bentuk komunikasi tersebut sangat penting dipahami guna menghindari berbagai kerancuan dan konflik dari berbagai interaksi komunikasi interpersonal.
Sebenarnya, Kita menggunakan perbedaan ini setiap hari, namun tidak menyadarinya. Misalnya, ketika Kita mengirim komentar di sebuah forum jejaring sosial kepada seseorang dengan komentar bernada sinis namun kemudian meletakkan smiley di akhir komentar. Dengan mengkomunikasikan smiley, bagi komunikan dapat dimaknai sebagai pesan yang tidak dipahami secara harfiah, melainkan dapat dipahami bahwa dalam pesan tersebut komunikator sedang mencoba menyampaikan humor. Dengan demikian kedudukan smiley adalah sebagai metapesan, merupakan pesan tentang pesan.

sumber:

Rabu, 02 Oktober 2013

Contoh Soal Tes Potensi Akademik



Tes Potensial Akademik
Sinonim
1.      Acuan :
a.      Rujukan                             c. Pedoman
b.      Pegangan                          d. Pemacu
Jawaban : a. Rujukan 
Pembahasan : rujukan merupakan sinonim dari acuan
2.      Sumbang :
a.      Tak selaras                        c. Tak sinkron
b.      Tak seimbang                    d. Tak serasi
Jawaban : a. Tak selaras
Pembahasan : tak selaras merupakan sinonim dari sumbang
3.      Naratif :
a.      Prosa                                 c. Puisi
b.      Timbal-balik                      d. Deskripsi
Jawaban : a. prosa
Pembahasan : prosa merupakan sinonim dari naratif
4.      Kisi-kisi
a.      Alat Menangkap Ikan        c. Alat Hitung
b.      Tabel                                 d. Terali
Jawaban : d. Terali
Pembahasan : terali merupakan sinonim dari kisi-kisi
5.      Akurat :
a.      Selidik                                c. Ralat
b.      Proksi                                d. Seksama
Jawaban : d. Seksama
Pembahasan : seksama merupakan sinonim dari akurat


Antonim
1.      Kendala:
a.      Pendukung                        c. Bimbingan
b.      Manifestasi                       d. Kekerasan
Jawaban : a. Pendukung
Pembahasan : pendukung lawan kata kendala
2.      Bongsor :
a.      Macet                                c. Tertua
b.      Kerdil                                 d. Menumpuk
Jawaban : kerdil
Pembahasan : kerdil lawan kata bongsor (artinya tinggi atau besar)
3.      Dependen :
a.      Mandiri                             c. Valid
b.      Keterkaitan                       d. Korelasi
Jawaban : a. Mandiri
Pembahasan : mandiri lawan kata dependen (artinya bergantung)
4.      Chaos :
a.      Labil                                  c. Kacau
b.      Normal                              d. Hancur
Jawaban : b. Normal
Pembahasan : arti kata chaos adalah kacau, lawan katanya adalah normal
5.      Kohesi
a.      Agresi                                c. Adhesi
b.      Swadesi                             d. Asimilasi
Jawaban : c. Adhesi
Pembahasan : lawan kata kohesi adalah adhesi
Analogi
1.      BELAJAR : PANDAI
a.      Berpikir : arif                    c. Cetak : kertas
b.      Potret : kamera                 d. Litografi : batu
Jawaban : a. Berpikir : arif
Pembahasan : dengan belajar, seseorang dapat menjadi lebih pandai. Hubungan kata-kata yang sesuai adalah Berpikir : arif, karena dengar berpikir, seorang dapat menjadi lebih arif.
2.      DOKTOR : DISERTASI
a.      Buruh : upah                     c. Kyai : jamaah
b.      Menteri : keppres                         d. Sarjana : skripsi
Jawaban : d. Sarjana : skripsi
Pembahasan : membuat disertasi adalah syarat untuk mendapatkan gelar doktor. Hubungan kata-kata yang sesuai adalah sarjana : skripsi, karena membuat skripsi adalah syarat untuk mendapat gelar sarjana
3.      AUDITING : PEMBUKUAN
a.      Sebab : akibat                   c. Evaluasi : kebijakan
b.      Data : kenyataan               d. Awal : akhir
Jawaban : c. Evaluasi : kebijakan
Pembahasan : auditing dilakukan terhadap sebuah pembukuan. Hubungan kata-kata yang sesuai adalah Evaluasi : kebijakan, karena evaluasi dilakukan terhadap sebuah kebijakan.
4.      GEMPA : RICHTER
a.      Suhu : fahrenheit              c. Jarak : dinamo
b.      Ombak : knot                    d. Banjir : air
Jawaban : a.  Suhu : fahrenheit
Pembahasan : richter adalah satuan dari gempa. Hubungan kata-kata yang sesuai Suhu : fahrenheit, karena fahrenheit adalah satuan dari suhu.
5.      INTENSITAS : FREKUENSI
a.      Jauh : jarak                        c. Hak : kewajiban
b.      Hadiah : pengabdian         d. Penghargaan : penghormatan
Jawaban : d. Penghargaan : penghormatan
Pembahasan : intensitas memiliki makna yang hampir sama dengan frekuensi. Hubungan kata-kata yang sesuai adalah Penghargaan : penghormatan, karena penghargaan memiliki makna yang hampir sama dengan penghormatan.

Logika
Untuk mengatasi masalah transportasi di Jakarta, seorang ahli perencanaan transportasi massal menyiapkan rancangan pembangunan jaringan kereta api khusus dengan pengaturan sebagai berikut.
-          Jaringan kereta api terdiri dari enam stasiun, yaitu G, H, I, J, K, dan L
-          Setiap stasiun tertutup dan selama seorang penumpang belum keluar dari stasiun, ia dapat pindah ke kereta lain untuk melanjutkan perjalanan hingga sampai di stasiun terakhir yang dituju.
-          Perjalanan kereta api diatur sebagai berikut.
·         Dari G ke H
·         Dari Hke G dan dari H ke I
·         Dari I ke J
·         Dari J ke H dan dari J ke K
·         Dari L ke G dari L ke K dan dari L ke I
·         Dari K ke J
1.      Bagaimanakah cara yang mungkin ditempuh untuk sampai ke J dari H?
a.      Ke Dengan kereta yang ke G dan pindah ke kereta yang menuju J
b.      Dengan kereta yang ke L dan pindah ke kereta yang menuju  J
c.       Dengan kereta yang langsung dari H ke J
d.      Dengan kereta yang ke I dan pindah ke kereta yang menuju J
Jawaban : d. Dengan kereta yang ke I dan pindah ke kereta yang menuju J
Pembahasan : L  => G => H => I => J => K
Cara yang mungkin ditempuh untuk sampai ke J dari H adalah dengan kereta yang berangkat ke I dan pindah ke kereta yang menuju J
2.      Dengan hanya sekali pindah kereta, I dapat dicapai dari
a.      G, H, dan J                         c. G
b.      G, J, dan K                         d. G dan J
Jawaban : d. G dan J
Pembahasan : Dengan hanya sekali pindah kereta, I dapat dicapai dari :
G => dengan kereta yang menuju ke H dan pindah ke kereta yang menuju I
J => dengan kereta yang menuju ke H dan pindah ke kereta yang menuju I
3.      Jumlah maksimal stasiun yang dapat dikunjungi dengan melewati hanya satu stasiun lainnya adalah
a.      3                                        c. 5
b.      4                                        d. 6
Jawaban : b. 4
Pembahasan : Jumlah maksimal stasiun yang dapat dikunjungi dengan hanya melewati satu stasiun adalah 5 stasiun (G, H, I, J, K). Karena J, tidak dapat dikunjungi dari stasiun lain.
4.      Rute manakah yang memerlukan pindah kereta paling banyak?
a.      L ke H                                c. L ke I
b.      H ke K                                d. G ke I
Jawaban : b. H ke K
Pembahasan :
Pilihan a : L ke H, memerlukan pindah kereta 2 kali
Pilihan b : H ke K, memerlukan pindah kereta 3 kali
Pilihan c : L ke I, memerlukan pindah kereta 1 kali
Pilihan d : G ke I, memerlukan pindah kereta 2 kali
Jadi, rute yang memerlukan pindah kereta paling banyak adalah rute dari H ke K, yaitu sebanyak 3 kali pindah kereta
5.      Jika stasiun I ditutup, perjalanan manakah yang tidak mungkin?
a.      J ke K                                 c. G ke J
b.      L ke K                                 d. L ke J
Jawaban :
Pembahasan : jika stasiun I ditutup, perjalanan yang tidak mungkin adalah rute dari G menuju ke J, dan untuk sampai ke stasiun J harus melewati I.